28 February 2018

Mengenal Musuh Terbesar Kita

Hallo Ibu Pintar, Musuh terbesar kita pastilah diri kita sendiri. Tapi Saya akan membahasnya secara detail, cekidot.

1. Musuh yang pertama malas. Terkadang saat ingin sekali menulis, rasa malas menyerang tiba-tiba dan akhirnya batal rencana menulisnya. Tidak sekali tapi seriiiing sekali. Mau sekeras apapun Aku menginginkannya tetap saja kalau malas datang menyerang semuanya menjadi gagal.
Keinginan untuk menulis setiap hari ada, tapi males pastinya nggak setiap hari datang, jadi tetap ada hari untuk menulis. Jadi Ibu Pintar, Pertanyaannya, adakah faktor yang mempengaruhi rasa malas itu?
yuk coba kita lihat, Malas adalah kondisi dimana seseorang sedang tidak bergairah untuk melakukan sesuatu. Nah ketidakmampuan seseorang untuk menolak rasa malas akan mengakibatkan terhambatnya pencapain kesuksesan. Rugi sekali ternyata kalau kita membiarkan diri kita menjadi malas. 
Nah ini beberapa kemalasan yang bisa kita ketahui:

a. Adanya perubahan faktor eksternal,  Philip G. Zimbardo, Scott, Foresman (1979) dalam    bukunya Psychology & Life, kemalasan yang bentuknya berupa “state” (keadaan). 
Contoh: Seorang pengusaha menjadi malas karena hasil usahanya raib dicuri orang, pelajar yang menjadi males karena guru kesayangannya tidak lagi mengajarinya. Ibu-ibu yang kegairahan uangnya saat bulan tua.. ini sepertinya yang sering terjadi ya.

b.Kemalasan yang timbul akibat irama moodMood adalah perubahan intensitas perasaan. Ada yang menyebutnya juga dengan istilah siklus kehidupan (life cycle). Sepertinya semua orang akan mengalami hal ini. Tapi saat bad mood datang apa yang sebaiknya kita lakukan? Ada yang hanya melamun, jalan-jalan ke sana kemari tanpa tujuan, ada yang mengisi membaca, menonton dan lain-lain boleh menjadi pilihan. Carilah kegiatan yang positif saat bad mood kita datang.

c. Kemalasan yang memang kita sendiri yang menciptakan. Kemalasan semacam ini bisa disebut “trait” yang berarti bawaan. Bawaan di sini maksudnya bukan bawaan dari lahir atau semacam yang sering kita sebut “takdir seseorang”. Bawaan di sini maksudnya kita yang menciptakan, kita yang memilih, kita sendiri yang menjadi penyebabnya. Kemalasan seperti ini sifatnya permanen, atau abadi. Selama kita tidak mengubahnya, selama itu pula kemalasan itu bertengger di dalam diri kita. Ada yang bilang, kemalasan bawaan ini tidak ada obatnya. Jadi Ibu Pintar, Siapapun tidak dibekali mukjizat untuk menyembuhkan penyakit yang bernama kemalasan bawaan ini.

Yuk mulai sekarang kita motivasikan diri kita untuk menghilangkan sifat malas kita, jangan menunda-nunda pekerjaan kita, hilangkan galau/stress yang tak penting, kurangi makan yang berlebihan yang buat kita jadi ngantuk dan akhirnya malas melakukan apa-apa. yuk kita hilangkan kebiasaan buruk kita juga, seperti memperbaiki manajemen buruk yang sudah menjadi kebiasaan kita. Dan berusahalah sekuat tenaga melawannya.

2. Bagaimana dengan bosan, apakah merupakan musuh kita juga?
Sudah pasti ya. Bosan adalah musuh yang kedua. Orang yang  mudah dilanda bosan biasanya memiliki masalah kesehatan mental  serius, seperti depresi, cemas, ketergantungan obat, kecanduan miras, kecanduan judi, mengalami gangguan makan, menunjukkan sikap permusuhan, (lebih) pemarah, dan memiliki keterampilan sosial yang lebih buruk dibanding orang yang tidak mudah dilanda bosan. situasi yang membosankan itu butuh diberi makna agar tidak berkembang jadi berlarut-larut dan mengacaukan hidup Anda. Beberapa hal ini kerap membuat Anda bosan, pekerjaan, hubungan dengan orang lain dan hidup. Pencegahannya gimana?
yuk kita bisa menghilangkan kebosanan kita dengan banyak cara. Bisa dengan olah raga, travelling beserta kulinernya, melakukan hobi yang sudah lama tidak kita lakukan, mengubah suasana kamar kita, Ngumpul bareng teman sambil ngobrol, membaca juga bisa dan tentunya dan terpenting adalah Sholat dan lakukan aktivitas rohani.

3. Dan musuh yang ketiga adalah gampang menyerah. Dalam ilmu psikologi, mudah menyerah ditentukan dari kecerdasan Adversity (Adversity quotient).

Adversity quotient adalah kecerdasan seseorang dalam menghadapi rintangan atau kesulitan secara teratur, yaitu membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-hari seraya tetap berpegang teguh pada prinsip dan impian tanpa memperdulikan apa yang sedang terjadi.
Beberapa kondisi mungking bisa jadi penyebab kita gampang menyerah seperti ingin cepat sukses, hilang percaya diri, ingat masa lalu, takut menghadapi masa depan, menolak perubahan, menganggap diri lemah, lebih takut gagal daripada sukses, merasa cuma dia yang punya masalah, takut berkompetisi, mengasihani diri sendiri dan banyak lagi yang lain

Oleh karena itu Ibu Pintar, tiap orang pastinya mempunyai alasan-alasan tersendiri mengapa dia menjadi orang yang mudah menyerah.


Ratna SMadjid, 28 Februari 2018