Hallo Ibu Pintar, Apa
yang harus kita lakukan kalau kita menemukan bahwa anak kita tidak bisa
berkonsentrai dalam belajarnya lebih dari 5 menit ? Tidak hanya sekali tapi
setiap waktu belajarnya.
Khawatir,
itu yang pertama kita rasakan. Tapi tahukah Anda bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi mereka sulit fokus atau konsentrasi dalam belajar. Jangan pernah kita
langsung menuduh anak kita mengalami gejala ADHD, karena gejala anak yang
mengalami ADHD hanya bisa di diagnose oleh seorang pakar professional terlatih.
Hanya untuk pengetahuan saja ya, pengertian ADHD sendiri adalah attention
deficit/hyperactivity disorder. Attention deficit artinya
gangguan pemusatan perhatian. Sedangkan hyperactivity adalah
perilaku hiperaktif. Ada juga yang mengalami baik attention deficit dan
sekaligus hyperactivity.
ADHD dapat terjadi pada anak hingga
usia 12 tahun. Karakteristik ADHD, menurut Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorders edisi kelima (DSM-5) yang diterbitkan Mei
2013, menyatakan bahwa orang yang mengalami ADHD menunjukkan pola persisten
gangguan perhatian, dan
atau hiperaktivitas dan impulsive yang
mengganggu perilaku atau perkembangan.
Penjelasan di atas di maksud untuk memberi
informasi dan pengetahuan, bukan untuk diagnosa. Tujuannya adalah agar setelah
membaca uraian di atas kita sebagai orangtua dan guru mengerti mengapa anak
mengalami sulit konsentrasi dan tidak sembarangan melabel anak dengan ADHD.
O ya, satu lagi Ibu Pintar, kita sering salah
dalam mengartikan konsentrasi atau fokus itu sendiri karena
kita tidak mengerti kemampuan fokus optimal anak. Biasanya para orang tua
langsung melebelkannya langsung dengan kalimat tidak fokus, padahal
arti fokus atau konsentrasi adalah
kemampuan memusatkan perhatian dan pikiran pada satu objek atau kegiatan untuk
waktu tertentu. Lama waktu fokus bervariasi dan dipengaruhi banyak faktor,
mulai dari situasi lingkungan, kondisi fisik dan emosi, motivasi, ketertarikan,
dan tujuan yang hendak dicapai.
Makanya, yuk kita cari solusi yang
jitu untuk membantu anak lebih konsentrasi dalam belajarnya. Berikut
cara-caranya ya.
1 Bahan Pelajarannya harus menarik
Minat anak pada pelajarannya
berbeda-beda. Ada yang suka matematika tapi tidak suka IPS, begitupun
sebaliknya. Alasan utama mengapa anak sulit untuk berkonsentrai adalah karena
anak tidak tertarik atau tidak suka dengan materi pelajaran tertentu. Walau
dipaksa seperti apapun, kalau sudah tidak tertarik bagaimana bisa konsentrasi,
dan itu juga berlaku untuk kita sebagai orang tua.
Oleh karenanya menjadi hal yang
sangat wajar dan manusiawi sekali saat anak sulit belajar. Bukannya mereka
tidak bisa atau tidak mau berkonsentrasi. Mereka tidak bisa berkonsentrasi karena
bila mereka mempelajari pelajaran yang tidak menarik, tidak mereka suka, tidak
relevan akan berakhir dengan mereka merasa tak mampu. Ayo kita pastikan anak
kita merasakan materi yang di pelajarinya menjadi menarik, relevan, berguna, karena
itu akan membuatnya senang dan percaya diri sebelum mulai belajar.
2.
Belajar sambil bermain
Masih ingat tidak dengan anak otak
kanan dan anak otak kiri? Anak otak kiri
biasanya memiliki ketertarikan dengan ilmu pengetahuan, science dan matematika sehingga konsentrasi belajar pada anak otak
kiri tidak perlu diragukan lagi. Sementara anak
otak kanan cenderung pada saat berpikir dia lebih banyak menggunakan
kemampuan kreatif dan seninya, sehingga konsentrasinya pada pelajaran di
sekolah yang monoton dan membosankan sangat tidak menarik ditambah dengan waktu
yang terikat dan sangat ketat membuat hilangnya konsentrasi mereka. Pikiran
anak otak kanan cenderung bekerja
berdasarkan inspirasi, imaginasi dan
seni.
Oleh karena itu, jika kita ingin
seorang anak otak kanan mampu menyelesaikan sesuatu maka jangan berikan target
waktu, tapi berikanlah ketenangan dan kebebasan untuk menyelesaikannya, maka ia
bisa lebih cepat selesai. Belajar sambil bermain adalah cara yang sangat cocok
untuk anak-anak otak kanan. Kesuksesan anak juga tidak hanya menjadi rangking 1
di sekolah, tapi dari tingginya kreativitas mereka dalam menggapai
cita-citanya.
3. Kurangi
gangguan seperti
bermain game, kecemasan, kelelahan, dan
energi yang berlebih
Game menjadi pengganggu bila kita tidak
membatasinya. Jadi, jangan lupa buat aturan untuk anak saat menggunakan handphone dan gadget.
Begitu juga saat anak cemas, konsentrasi akan terpecah
dan berakhir gagal fokus Mak. Jadi kita sebagai orang tua harus peka dengan
kecemasan mereka. Tanyakan apa yang membuat anak cemas, mungkin sesuatu yang
terjadi saat sekolah atau cemas karena kita yang terlalu menargetkan angka yang
tinggi untuk sebuah pencapaian prestasi. Cobalah mengerti anak, karena kita
pernah jadi anak-anak sementara anak belum pernah jadi orang tua.
Kelelahan juga faktor berkurangnya
konsentrasi. Kita orang tua aja kalau lelah pasti tidak mau belajar apalagi
anak-anak. Berikan istirahat yang cukup untuk mereka.
Anak yang mempunyai energi yang berlebihan juga berdampak
pada konsentrasi belajarnya. Seperti anak yang kelelahan butuh istirahat. Anak
yang kelebihan energi perlu penyaluran untuk energi tersebut. Banyak caranya ya,
membawa mereka untuk menyalurkan enaeginya, seperti olah raga. Karena anak yang
mempunyai energi berlebih biasanya menjadi gelisah saat belajar.
Oke Ibu Pintar, Itulah cara-cara jitu yang
dapat kita terapkan saat anak tidak konsentrasi ya mak. Pada akhirnya
pengertian kita sebagai orang tua terhadap anak menjadi hal yang penting,
jangan gampang panik ya, nanti malah membuat anak kita jadi kehilangan kepercayaan
dirinya. Bukannya membantu, kita malah jadi pendorong kegagalan mereka. Ayo, kita
mulai dari perhatian dan kepedulian kita agar anak tumbuh menjadi kebanggaan.
Ratna SMadjid, 13 April 2018